Secara kasat mata, Banda Aceh saat ini lumayan bergerak.
Tumbuh dan semakin berkembang. Ini jauh berbeda jika dibandingkan awal tahun
2000-an. Saat itu, kota ini terasa kampungan. Udik. Tidak bergairah dan nyaris
seperti kota ala kadar. Tetapi, perubahan seakan bergerak cepat. Banda Aceh yang dulunya biasanya saja
kini berbenah berusaha menjadi luar biasa.
Gambaran ini saya dapat saat keliling
di Piasan Seni dan Pameran Pembangunan akhir September lalu. Sebenarnya sudah
lama untuk menulis dan posting di blog ini. Tetapi, bawaan malas dan sok sibuk
akhirnya terus-terusan tertunda untuk menulis. Jadi, postingan kali ini
sebenarnya hasil jalan-jalan beberapa bulan lalu. Lama yee...
Saya ingat, dari sekian zona pameran
pembangunan yang berlangsung di Taman Bustanussalatin (Taman
Sari), zona Banda Aceh Masa Depan
yang paling ramai pengunjung dan menarik siapa saja untuk datang. Letaknya pun
terbilang strategis. Di tengah bangunan Taman Sari yang dikeliling tenda-tenda
pameran. Sekedar info, di pameran ini terbagi lima zona; zona green and resilient city (Kota Hijau dan
Tangguh), zona syariah, tourism and smart
economi (syariah, Pariwisata, Ekonomi Cerdas), zona smart goverment (pelayanan publik), dan zona Banda Aceh masa depan. Zona-zona lain saya kurang tertarik. Selain
biasa aja, display-nya pun nggak
bikin aduhai.
Bagian dari BMEC Banda Aceh |
Di zona Banda Aceh Masa Depan saya bisa tahu, mau jadi apa kota ini
beberapa tahun ke depan. Yang paling kentara sekarang adalah pembangunan fly
over Simpang Surabaya, pelebaran Masjid Raya Baiturrahman yang nantinya menyerupai Masjid Nabawi dengan payung-payung besarnya, underpass Beurawe,
pelebaran jembatan Lamnyong dengan terowongan di bawahnya, hingga revitalisasi tugu Simpang Lima. Ini
proyek-proyek besar yang lagi digarap di Banda Aceh. Yang bikin heran,
proyek-proyek ini dibangunnya sekaligus. Kemana-mana jadi repot sekarang.
Selain proyek-proyek di atas
ternyata juga ada proyek-proyek lain yang rencananya bakal dibangun di Banda Aceh. Proyek-proyek itu umumnya
berdana besar dan bikin Banda Aceh terasa semakin maju. Salah satunya adalah
gedung Banda Aceh Madani Education Center (BMEC) yang diharapkan jadi pusat
budaya, pendidikan, kesehatan, rumah sakit, museum, dan arena expo terbesar. Saat
ini, gedung BMEC sedang dibangun di depan Kantor Gubernur. Sekilas bangunannya
terlihat besar. Berkubah dan menyerupai masjid. Konon katanya mampu menampung
4.000 massa, bahkan mengalahkan luas gedung AAC Dayan Dawood. Arsitekturnya
keren. Bergaya mediterania ala-ala Timur Tengah dengan danau kecil di
sekelilingnya. Kehadiran gedung ini untuk menutupi kekurangan hall pertemuan di
Banda Aceh. Seperti diketahui, Banda Aceh semakin hari semakin ramai pertemuan,
event, konser, seminar, pameran, expo yang bukan hanya bertaraf nasional,
tetapi juga bertaraf internasional. Direncanakan juga, bangunan ini menjadi
icon baru Banda Aceh setelah Masjid
Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami.
BMEC dengan danau-danau kecil |
Selain pembangunan gedung, Banda Aceh juga akan membangun
tugu-tugu persimpangan yang bisa mempercantik kota. Yang sedang dibangun tugu
Simpang Lima yang bentuknya serupa bilahan tiang melengkung. Masing-masing
bilahan ada nukilan 99 Asmaul Husna. Jadi, selain mempercantik kota juga
memperteguhkan Banda Aceh sebagai Kota Madani.
Baca juga: Raja yang jatuh ini namanya Raja Reubah
Ternyata pembangunan tugu bukan
hanya di Simpang Lima. Saya juga melihat beberapa titik di Banda Aceh juga akan didirikan tugu. Yang akan digarap adalah Tugu
Tauhid yang berada di pertigaan Ulee Lheue, tepatnya di depan Masjid
Baiturrahim. Dari hasil display-nya
saya lihat bentuknya lumayan rumit. Konon kerumitan bentuk ini melambangkan
kuatnya pengaruh agama Islam di kehidupan warga kota. Mudah-mudahan tugunya
awet kuat. Sebab, seingat saya di tempat ini pernah dibangun tugu berbentuk
dadu. Tapi, entah kenapa tugunya belum siap, eh udah rusak duluan.
Tugu Tauhid |
Selain di Ulee Lheue, Simpang
Tujuh Ulee Kareng juga akan dibangun tugu. Bentuknya lucu. Ada pilar-pilar
dengan cangkir kopi di atasnya. Tapi itu kayaknya agak lama terwujudnya. Biaya
yang mahal menjadi alasan. Sebab ada banyak rumah dan pertokoan yang harus
digusur. Padahal kalau ditelisik dari sekian persimpangan di Banda Aceh,
kawasan Simpang Tujuh Ulee Kareng ini sebenarnya harus diprioritaskan. Soalnya
kawasan ini macet parah, amburadul, dan berantakan sekali.
Gedung BMEC Banda Aceh |
Kawasan wisata juga menjadi
prioritas. Misalnya, nanti di atas Krueng Aceh akan dibangun jembatan wisata.
Jembatan ini menghubungkan Peunayong dan Keudah untuk menghadirkan ruang publik
terpadu antara kawasan perdagangan dan jasa. Di atas jembatan ini akan berdiri kedai-kedai kopi. Jadi, sambil menyeruput kopi bisa melihat
ketenangan air di Krueng Aceh. Bahkan, nantinya terminal Keudah akan
berubah menjadi pusat bisnis berlantai delapan. Aduh, saya lupa namanya apaan.
Sebagai tempat wisata, Ulee
Lheue juga menjadi prioritas. Di salah satu display saya melihat di pantai Ulee
Lheue akan dibangun taman berbentuk epicentrum dengan tugu rencong di
tengahnya. Tugu ini menjulang tinggi sebagai tanda point of zero tsunami Banda Aceh. Jadi kehadiran taman ini seakan
menegaskan jika Ulee Lheue adalah pintu pertama meledaknya air laut sebelum
menghantam daratan Banda Aceh.
Wisata Krueng Aceh |
Nah, dari sekian banyak proyek
masa depan, ada satu yang bikin saya tertegun dan memikir. Ini beneran bakal
dibangun? Yup, konon katanya Banda Aceh akan dibangun monorel dalam kota. Akan
ada 13 stasiun yang tersebar di beberapa titik pinggiran Banda Aceh seperti
Ulee Lheue, Lambaro Skep, Baet, Krueng Kale, Kayee Lee, hingga berakhir di
Beurawe. Monorel ini untuk mengatasi kemacetan dalam kota. Panjang lintasannya
sekitar 52 Km.
Tugu Simpang Lima |
Masih banyak proyek-proyek
besar yang akan berdiri (rencana?) di Banda
Aceh. Seperti revitalisasi ruko tua di Peunayong, pendirian parkir
bertingkat di Jalan Kartini, Museum Digital di Taman Sari, rusunawa di
Peulanggahan, Centre Point Banda Aceh, hingga Museum Purbakala di Kampung
Pande. Memang tidak semua proyek sedang dibangun saat ini. Wujudnya masih blue print. Mudah-mudahan wujudnya akan
ada, bukan sekedar disusun di atas kertas.**
wah suka sekali baca postingan ini, karena saya sangat suka mengikuti perkembangan bangunan di Banda Aceh. semoga semua proyek masa depan di atas dapat di bangun :D
BalasHapusAmin..
Hapuskalau udah masuk perencanaan pemerintah 50% pasti bakal digarap
Jadi di aceh sudah ada flyover yaaa ??? hahaha. jangan di buat pacaran yaa kalo malam :-(
BalasHapusBaru dibangun Mas Cum, kayaknya akhir tahun selesainya..
HapusLuar biasa nih. Ga kalah sama Bandung yah Aceh haha. Semoga pembangunannya lancar selalu.
BalasHapus