IKEA Kuala
Lumpur
− IKEA termasuk salah satu dari banyak tempat yang ingin saya kunjungi setiba
di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari obrolan orang rumah yang pernah berkunjung ke
sana, IKEA terbilang seru. Maka, niatan ini pun semakin menjadi-jadi saat tiba
di Kuala Lumpur, Malaysia. Di hari ketiga liburan di sana, saya menyempatkan
diri berkunjung ke IKEA Kuala Lumpur.
Selepas mandi saya langsung browsing beberapa
informasi tentang IKEA. Terutama rute yang harus ditempuh menuju ke sana.
Ternyata, IKEA di Kuala lumpur ada di dua tempat. Pertama di daerah Damansara
yang telah berdiri lebih awal. Dan yang kedua di daerah Cheras yang konon baru
dibuka beberapa bulan lalu. Saya mulai kelimpungan, kira-kira dua tempat ini
mana yang lebih dekat dengan kota. Sempat tanya ke resepsionis hotel. Si lelaki
jangkung berwajah Chinese itu menganjurkan saya ke IKEA Damansara. Tapi, kata
Ibu yang juga ikutan liburan, IKEA Damansara kejauhan dari hotel tempat kami
menginap di Chowkit.
Beragam lukisan di IKEA Kuala Lumpur |
Saya kurang yakin dengan penjelasan si
resepsionis, terlebih dia ngaku belum pernah sekalipun ke IKEA Kuala Lumpur. Otomatis si lelaki jangkung itu juga nggak tahu
pasti lokasi tepatnya di mana. Baik hati, si resepsionis telepon taksi
langganan hotel. Dia bernego dengan sopir untuk menuju ke IKEA Damansara.
“Jika dari sini ke Damansara, sekitar RM 80!”
ujarnya selepas menutup telepon.
Waduh! Mahalnya. Saya langsung menolak untuk
pesan taksi. Langsung curiga, pasti ni kongkalikong. Mana ada sih, harganya
hampir setara ke bandara. Ogah ambil saya coba telepon Cek Mat sopir langganan selama di Kuala Lumpur. Dari
dia saya tahu, jika untuk berbelanja ke IKEA nggak harus ke kawasan Damansara.
“Cuba ke IKEA Cheras, lebih dekat,” usulnya
dari ujung telepon.
Obrolan saya dan Cek Mat berhenti ketika saya
semakin yakin jika ke Cheras jauh lebih hemat dan dekat. Langsung saya menuju
jalan raya depan hotel dan memberhentikan taksi. Dan harganya jauh lebih murah,
cuma RM 15!
Weeyy...
Ruang pamer kamar tidur anak di IKEA Kuala Lumpur |
Dari hasil obok-obok di internet, IKEA merupakan perusahaan ritel
perabotan rumah tangga dari Swedia. Makanya nggak heran, pusat belanja ini
lebih didominasi warna biru dan kuning sesuai warna bendera Swedia. Perusahaan
ini berkembang pesat dan telah tersebar di 46 negara termasuk di Indonesia.
Kalau di Indonesia, IKEA ada di kawasan Alam Sutera, Tangerang. Kalau di Banda
Aceh mungkin IKEA serupa (tapi nggak sama
ya) kayak Informa, Total Living, atau paling banter Zahra Bangunan. Bisalah...
Baca juga: Legenda Patung Sigale-gale di Pulau Samosir
Menurut sejarahnya nih, nama IKEA adalah
singkatan dari nama pendirinya yaitu Ingvar
Kamprad yang lahir di Elmtary, desa Agunnaryd. Nah, awalan huruf dari nama dan kampung si Ingvar ini
disingkat menjadi IKEA. Yaellah simple
amat...
Doi mendirikan IKEA pada tahun 1943 saat
berusia 17 tahun. Awalnya dia cuma jualan barang-barang sederhana seperti
pulpen, dompet, hingga bingkai foto. Ternyata sambutannya di luar dugaan.
Ingvar pun semakin eksis dan di tahun 1955, dia merilis IKEA dan mendesain
sendiri barang-barangnya.
Contoh ruang tamu di IKEA Kuala Lumpur |
Kembali lagi ke cerita IKEA Kuala Lumpur, ternyata perjalanan dari Chowkit ke Cheras tidak
terlalu jauh. Berkisar 15-20 menit. Dari kejauhan bangunan biru serupa kubus
berdiri megah. Kata pak sopir, IKEA di Cheras ini baru dibangun beberapa bulan
lalu. Jadi beberapa sudut bangunannya masih dalam proses persiapan. Konon
katanya, IKEA Cheras akan bersatu dengan mall besar yang menjulang tinggi di
sampingnya. Bahkan, Mas Rapit Transit (MRT) juga sedang digarap dan stasiun
pemberhentiannya tepat di depan IKEA. Jadi bisa dibayangin, beberapa bulan ke
depan berbelanja ke IKEA semakin mudah.
Awalnya saya sempat salah masuk pintu.
Kayaknya si sopir salah nurunin, deh. Dengan sigap security IKEA menunjuk pintu
utama dengan menaiki ekskalator. Seorang petugas sibuk nyerahin paper bag yang berfungsi sebagai
keranjang belanja. Paper bag ini bisa
digantungin di troli yang tersedia di lantai tas. Tepat di samping ekskalator
juga tersedia pensil dan kertas yang berisi list barang. Ini memudahkan saat
berbelanja untuk check list sekaligus
sebagai peta untuk menemukan barang yang ingin dibeli.
Market hall IKEA Kuala Lumpur |
Market hall IKEA Kuala Lumpur terbilang luas
sekali. Bentuknya pun sangat fungsional dan futuristik. Jadi saat belanja
pikiran benar-benar plong nggak sumpek. Pencahayaannya juga keren. Jadi benaran
lega saat keliling dan berbelanja. Makanya nggak salah, sangking leganya ini
toko, tanpa sadar kita dibikin kalap untuk berbelanja. Terlebih barangnya lucu
dan unik-unik. Jarang-jarang ketemu di tempat lain.
Di market
hall terbagi beberapa segmen barang seperti perlengkapan kamar bayi,
kantor, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur, hingga taman rumah. Nah,
di sini serunya, masing-masing segmen menyediakan beragam perlengkapan mulai
dari pretilan terkecil sampai terbesar. Mulai yang gampang dibawa pulang,
sampai yang sulit diangkut ke kasir. Produknya keren-keren. Makin keren sebab
masing-masing segmen punya ruang pamernya. Jadi, kita punya bayangan nih,
barang-barang yang udah dibeli mau diapain sampai di rumah. Terkadang lagi
jalan, eh ketemu ruang pamer kamar tidur lengkap dengan karpet, jendela,
lemari, kasur, pretilan ini itu. Serunya ruang pamer ini bisa dijadiin lokasi
selfie dan foto-foto. Langsung deh, saya jadi norak untuk foto-foto.
Bunga-bungaaaaa.... |
Kalau masalah harga IKEA Kuala Lumpur lumayan murah. Ada banyak barang berkualitas
(terutama perlengkapan rumah tangga) dibandrol murah. Misalnya nih, satu set
gelas plastik beragam warna dibandrol cuma RM 3.9 (Rp 12 ribu) padahal
produknya bagus. Di segmen lain saya ketemu jam dinding minimalis cuma RM 5 (Rp.
15 ribu). Ada juga lampu gantung ala-ala cafe yang dibandrol RM 10 (RP. 30
ribu). Padahal kalau di Banda Aceh bisa sampai ratusan. Andaikan cara bawa
pulang ke Banda Aceh mudah dan nggak harus bayar bagasi, pasti banyak barang
yang saya borong. Soalnya bagus dan lumayan terjangkau.
Sangking luas dan serunya, tanpa sadar saya
keliling IKEA Kuala Lumpur nyaris
empat jam. Pantesan ni betis udah cenat cenut. Kayaknya harus segera pulang
deh, sebab semakin lama di sini semakin terkuras isi tabungan. Yang lagi
hunting barang untuk rumah baru, saya recomended
untuk berbelanja di sini #DutaIKEA dadadahh....
Ruang tidur di IKEA Kuala Lumpur |
Bahaya kalau bawa istri kemari hahah
BalasHapusBAHAYA nu!
Hapusharus bawa uang banyak
hahahah...
BalasHapussetuju!!!
Bahaya sekali nih!
Tapi murah yah "lampu gantung ala-ala cafe yang dibandrol RM 10 (RP. 30 ribu)."
Nice Info!