#e39608 Nanti-Nanti Saja di Tahun 2015 - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Nanti-Nanti Saja di Tahun 2015


Bagi saya tahun 2015 adalah batu lompatan menjalani kehidupan baru. Kehidupan yang lebih terasa dewasa, lebih terasa bertanggungjawab, menekan ego pribadi, hingga melepas sikap indivualistis yang menahun saya rasakan. Tepat Juli 2015, saya menikahi seorang dokter, Mira Susanti. Proses singkat yang kami jalani hanya tiga bulan sejak berkenalan, dengan 4 kali bertemu sebelum proses ijab qabul; saat taaruf, saat bertamu ke rumahnya menjumpai orangtua Mira, pembekalan di KUA, dan akad nikah di masjid.
Ini fase kehidupan yang benar-benar mengubah keadaan dan melengkapi kehidupan. Dari awal tahun 2015, feeling saya mengatakan kuat kalau saya akan menikah pada tahun itu. Walaupun sebenarnya tak tahu dengan siapa dan kapan waktunya. Dan lagi-lagi Tuhan mengatur cara yang teramat indah dan hasil menawan. Bagi saya, tahun 2015 merupakan tahun yang tak bisa dianggap remeh atau ala kadar. Sebab di tahun itu, di pundak saya telah bersanding bahu teman hidup. Tangan saya lebih kuat menggenggam. Ada banyak lajur kehidupan baru yang harus dilalui dan dihadapi.
Untuk kehidupan pribadi, saya merasa satu bab telah terlewati. Tapi disisi lain, ada beberapa bab yang gagal dipenuhi. Misalnya dalam berkarya. Jujur, untuk urusan berkarya, tahun 2015 saya terlalu banyak main-main. Ada banyak peluang yang hilang gara-gara sifat saya yang sering “nanti-nanti saja”. Gara-gara menunggu nanti-nanti saja, akhirnya proyek pribadi terbengkalai. Blog yang seharusnya mampu diisi dengan lebih maksimal nyatanya seperti bergerak di tempat. Nyaris kosong dan hanya mampu merakum sekitar 30 postingan dalam setahun. Adeuh!
Dari tahun 2014, saya berencana mulai menggarap serial Teller Sampai TelerAntrian Dua. Ide tulisan sudah dicatat rapi di buku notes hingga 20 judul. Saya prediksikan buku ini lebih tebal, dan tentu saja usaha yang diperlukan juga lebih maksimal. Target itu sudah mulai digarap sejak Desember 2014 dan berharap terbit di pertengahan tahun 2015. Nyatanya, semuanya tinggal ide. Idenya kemana, nulisnya kemana. Lembaran kertas di layar laptop tetap kosong. Cerita yang baru tergarap hingga sekarang hanya 4 judul. Jauh dari harapan. Sempat kesal sama diri sendiri, kesal dengan nanti-nanti saja, kesal saat orang-orang bertanya tentang lanjutan buku Teller Sampai Teler tapi sayanya masih gitu-gitu aja. Kesal saat orang-orang memberi apresiasi lebih tapi penulisnya masih malas-malasan. Ini buah nanti-nanti saja. Bersyukur saya nggak menerapkan hal ini saat memutuskan menikah. Hehehe..

Makanya di tahun baru 2016  ini, resolusi terbesar adalah menerbitkan serial lanjutan yang telah ketahan satu tahun lamanya. Yah, minimal tahun ini ada dua buku yang berhasil di tulis dan berharap berjodoh dengan penerbit terbaik. Nggak muluk-muluk. Dan berharap juga di tahun ini semakin giat menulis dan mengisi blog ini dengan lebih rajin.
Tapi walaupun kesal dengan sendiri, masih ada beberapa hal yang patut dibanggakan soal karya selama tahun 2015. Misalnya, pertengahan tahun 2015 kemarin, saya terpilih dalam 20 blogger yang berkontribusi menggencarkan dunia wisata di Aceh. Saya dan 19 teman lainnya menjadi kontributor selama 6 bulan di website Helloacehku.com untuk membangkitkan industri wisata. Ini pengalaman baru bagi saya sejak memiliki blog ini di tahun 2012 lalu. Semangat ngbelog pun semakin kembali tumbuh sejak ikut serta dalam gathering blogger Aceh akhir tahun lalu. Jadi walaupun tahun 2015 blog ini kurang tergarap maksimal, masih ada hal yang patut dibanggakan. walaupun cuma seuprit.
Hal sama yang patut dibanggakan juga, saat September silam, saya terpilih bersama 20 penulis Indonesia lainnya sebagai kontributor menulis buku 100 story travel Indonesia bersama Claudia Kaunang. Direncanakan buku ini terbit tahun kemarin, tapi sampai sekarang fisik bukunya belum sampai ke tangan saya. Ntah jadi diterbitkan atau ditunda terbit. Tapi yang penting royaltinya udah duluan mampir ke rekening. Buku ini membahas tips dan hal-hal penting saat berwisata di beberapa daerah di Indonesia. Direncanakan buku ini hadir dengan tiga edisi; Indonesia bagian barat, bagian tengah, dan bagian timur. Saya mewakili Aceh. Doakan semoga beredar segera di toko buku.
Nah itu dalam hal berkarya. Kalau dalam kehidupan pribadi ada juga PR yang harus saya tunaskan segera. Yaitu menamatkan Master Manajemen yang sedang saya tempuh saat ini. Sebenarnya, taerget pribadi, tahun kemarin mulai garap thesis ataua minimal sudah mengantongi judul thesis. Namun rupanya, nanti-nanti saja mewabah kuat. Thesis pun belum tergarap sama sekali hingga sekarang.

Berharap tahun 2016 ini semuanya bisa berubah. Tak lagi mendewakan nanti-nanti saja. PR penting yang tertunda sepanjang tahun kemarin bisa digarap dan berbuah maksimal. Buku bisa terbit kembali, thesis bisa digarap dan segera diwisuda, dan terutama menjadi imam yang baik bagi keluarga kecil saya.
Kalau kamu apa resolusi  2016??



Banda Aceh, 5 Januari 2016

About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

1 komentar:

  1. Saya juga punya keyakinan yang kuat, tahun ini dapat buku nikah dari KUA dan menyelesaikan naskah-naskah yang menggantung. Hehe

    BalasHapus