#e39608 Rumah Simpang 5, Wisata Baru Banda Aceh - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Rumah Simpang 5, Wisata Baru Banda Aceh

  
Rumah putih ini berada di kawasan strategis Banda Aceh. Jaraknya hanya terpaut beberapa meter dari lampu merah simpang lima. Rumah ini terlihat mencolok dari bangunan-bangunan lainnya. Pagar hitam terkesan minimalis. Jendela tinggi melebar berarsitektur Belanda. Dinding rumahnya tebal, membuat kusen jendela menjorok keluar. Tak ada keterangan apapun mengenai rumah ini. Seorang petugas sedang menyapu halaman belakang ketika saya tiba.

Zulfahmi memperbolehkan saya berkeliling rumah yang letaknya bersebelahan dengan restoran cepat saji ini. Ia sehari-hari bertugas membersihkan dan tinggal disana.
“Lagi hari libur nggak ada orang,”

Tak ada aktivitas berarti dari tempat ini. Namun menurut pengakuan Zulfahmi, rumah ini sedang dipersiapkan menjadi pusat kebudayaan baru di Banda Aceh. Di beberapa sudut rumah terlihat masih dalam pembenahan.
Rumah putih ini terbagi dalam beberapa ruangan. 



Ruang utama rumah tampak luas. Meja resepsionis terletak bersebelahan dengan jendela. Di sudut ruang, tambo bedug berdiri sedikit menyilang. Dinding rumah dipenuhi beberapa foto masa lalu Banda Aceh. Kebanyakan saat pendudukan Belanda. Seperti foto Masjid Raya Baiturrahman, kawasan Peunayong, pendopo Gubernur, atau rumah sakit Kesdam Kuta Alam.



Di ruang berbeda, saya juga mengamati beberapa kerajinan khas Aceh. Seperti beulangong, rencong, rapai, ataupun jala menangkap ikan. Benda-benda ini belum tersusun rapi. Di ruang sebelahnya, sebuah pelaminan khas Aceh berdiri dengan warna kuning mencolok.



Saya juga sempat mengintari halaman belakang rumah. Disana terdapat jambo (pondok) khas Aceh yang dijadikan mushalla. Bentuknya sedikit tinggi, terdapat beberapa pijakan anak tangga. Sedangkan di sebelahnya ada krong padi (lumbung padi) yang terbuat dari anyaman bambu.



Zulfahmi tak bisa menjelaskan banyak tentang keberadaan rumah ini. Tapi sekilas rumah di kawasan simpang 5 ini, sedang dipersiapkan menjadi destinasi wisata baru di Banda Aceh. Terlihat di pintu masuk, beberapa brosur wisata terpajang rapi di rak kayu.



Jadi, siap-siap kunjungi rumah ini!

# # #


tulisan ini juga dimuat di www.atjehpost.com

About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

16 komentar:

  1. Udah lama gak berkunjung ke Banda Aceh.. :')

    BalasHapus
  2. wah! mantap neh! bisa masuk dalam rencana weekend :D
    salam kenal, bang :)

    BalasHapus
  3. Rumah Ibnu Sa'dan kalau tidak salah, mau dijadikan museum mini dan pusat informasi budaya dan art galery oleh Disbudpar Kota Banda Aceh, dulu sempat kesitu saat ada arisan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. jiiaaahhhh arisan! Ibnu Sa'dan itu sopo??

      Hapus
    2. arisan ibu2 dan bapak2 dinas :d
      Ibnu Sa'dan itu orang penting, nah bisa tuh digali lagi informasinya sosok dan profil siapa itu pak Ibnu :D

      Hapus
  4. Rambideun Community25 Juni 2013 pukul 22.38

    mantap ne...
    ane follow ya..
    jngan lupa mampir juga ke http://rambideuncommunity.blogspot.com/ ya hehe...

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Hooh, pantesan kemarin itu liat rumah tua ini semacam dibenahi, rupanya mau jadi objek wisata. Bagus juga sih, kemarin itu sempat was-was kirain rumah peninggalan Belanda itu mau dijadiin warung kopi juga. ckckck.

    Pengen pergi liat juga lah, thanks for the info, Ferhatt!! ^^

    BalasHapus
  7. Memangnya apa sejarah rumah itu, bro? peninggalan Belanda? Kok bisa Belanda masuk sejauh itu ya?
    mmm.....

    Tapi, Ferhat berhasil membuat saya penasaran jg... hehehe :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo sejarah rumah itu belum dapat. soalnya nggak ada tour guidenya. dengar2 itu rumah disiapkn sebgai salah satu pusat informasi wisata di Banda Aceh, jadi kalo bule2 atau wisatawan mau tau apa2 aja tmpt wisata di Banda Aceh, carinya ke rumah itu. heheh

      Hapus
  8. Mohon maaf ..saya punya kenangan tersendiri dgn rumah itu...sebelum pihak pemerintah kota B.Aceh membeli hak atas rumah itu..dulunya itu rumah kakek kandung saya (Alm.)Tgk.Ibnu Saadan... Apa boleh penulis menambahkan ttg masa lalu rumah tersebut? Karena saya akan sangat berterimakasih sekali... krn jika saya rindu beliau pasti yg saya cari foto rumah ini...

    BalasHapus
  9. Bahauddin Makmursyah8 September 2015 pukul 11.40

    Subhanallaah! Ini adalah rumah keluarga kakek Ibnu Sa'adan yang kami sayangi. Beliau dulu pernah menjabat sebagai Bupati di Aceh Barat, Utara, Timur, Labuhan Batu - Sumut dll. Beliau juga salah satu donatur pesawat RI Seulawah pertama. Bangga mendapati info rumah kakek dijadikan ruang publik yang berguna.

    BalasHapus