Sumber: ditegal.com |
Tegal bukan cuma terkenal dengan warung makannya, tapi
ada banyak keindahan yang dapat dinikmati. Keindahan alam ini tidak kalah
dengan kota-kota lainnya di Jawa Tengah. Salah satu objek wisata yang semakin
populer saat ini adalah Waduk Cababan.
Tegal Tirta Waduk Cacaban merupakan waduk buatan yang
sangat besar. Luasnya mencapai 927,8 hektar dengan volume air 90 juta m³. Sangking
luasnya, waduk ini meliputi tiga wilayah sekaligus yakni kecamatan
Kedungbanteng, kecamatan Jatinegara dan kecamatan Pangkah, dan kabupaten Tegal
Provinsi Jawa Tengah.
Pembangunan waduk ini berlangsung selama enam tahun yang
dimulai sejak tahun 1952 dan selesai pada 19 Mei 1958. Dahulu, waduk ini hendak
diresmikan Presiden Soekarno, tapi berhubung jadwal kepresidenan sangat padat
akhirnya diutus bawahan dari Istana Negara, Mr. Sartono, yang merupakan tangan
kanan Presiden Soekarno.
Inisiatif dibangunnya waduk ini berawal pada tahun 1952. Saat
itu, Presiden Soekarno mengamati salah satu pelosok daerah Tegal, Jawa Tengah.
Kemudian, beliau memutuskan untuk membangun waduk di daerah tersebut yang
dinamai Waduk Cacaban. Ia meletakkan batu pertamanya di lokasi dengan membawa
Tongkat Sapu Jagad.
Sebelum dijadikan waduk, dulunya daerah ini adalah sebuah
aliran sungai yang dalam. Penduduk sekitar menyebutnya Kedung Pipisan. Kedua kata
ini memiliki arti tersendiri: Kedung berarti kali yang sangat dalam, sedangkan
Pipisan berarti wadah meramu obat.
Setelah pembangunan waduk selesai, Soekarno mengubah nama
yang awalnya bernama Kedung Pipisan menjadi Waduk Cacaban. Cacaban ini berasal
dari bahasa Jawa yang berarti menarik perhatian atau membuat penasaran. Alasan pergantian
nama ini dimaksud untuk menarik perhatian para wisatawan agar mau berkunjung ke
Tegal.
Selain untuk menarik wisatawan, kehadiran waduk ini juga
untuk membantu kebutuhan air dalam proses irigasi sawah. Karena kemegahannya,
pesona keindahan waduk ini tentu tak bisa dikesampingkan. Banyaknya wisatawan berkunjung
menjadikan lokasi ini tempat wisata terpopuler di Tegal. Pengunjung biasanya ramai
datang di akhir pekan atau saat libur hari besar. Umumnya wisatawan berasal
dari kota Tegal bahkan juga dari luar Tegal. Indahnya pemandangan menjadikan
lokasi ini tempat terbaik bagi Anda yang gemar berfotografi. Pemandangan indah
di waduk ini semakin lengkap dengan jernihnya air dan segarnya udara. Anda bisa
juga mengajak komunitas fotografi tempat Anda bernaung untuk menikmati indahnya
sunrise.
Sumber: Static.panoramio.com
|
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Tegal juga mendukung
aktifitas di waduk dengan menanami tanaman buah-buahan di kawasan itu. Ini bertujuan
untuk menarik para wisatawan sekaligus menciptakan udara segar di sekitar
waduk.
Nah, bagi Anda yang ingin kemari tapi bingung mencari
hotel atau penginapan. Jangan khawatir, sebab Traveloka dan beberapa situs
lainnya menyediakan beragam informasi yang dapat Anda akses dimanapun dan kapanpun.
Anda tinggal mengunjungi salah satu website seperti Traveloka untuk mencari penginapan/hotel yang Anda inginkan.
Terlebih lagi, Tegal memiliki banyak penginapan dari kelas melati hingga hotel
berbintang dengan fasilitas lengkap dan nyaman.
Jika Anda tertarik berkunjung ke tempat ini, Anda bisa gunakan
kendaraan pribadi atau angkutan umum dari pusat kota Tegal. Anda bisa melewati
jalur Kramat–Pangkah–Waduk
Cacaban dengan jarak
kurang lebih 20 km
dari pusat kota. Harga tiket masuk ke waduk ini bervariasi. Tiket masuk pada
hari kerja Senin-Jumat bagi pengunjung dewasa sekitar Rp 3.500, sedangkan
anak-anak Rp 2.500. Tiket ini sudah termasuk dalam asuransi Jasa Raharja.
Sedangkan pada hari libur Sabtu-Minggu atau tanggal merah, tiket masuk naik
sebesar Rp. 1.000/orangnya. ***
Banyak yg tidak tahu, bahwa warisan 'arsitektur' Soekarno itu tidak sedikit.
BalasHapusbetul sekali bg said..
HapusBanyak yg tidak tahu, bahwa warisan 'arsitektur' Soekarno itu tidak sedikit.
BalasHapusKalau ke Tegal bilang-bilang ya
BalasHapussiipp kang Ali...
HapusAir lautnya mantap juga ya. Salam blogger ya.
BalasHapussalam kembali..
BalasHapus