#e39608 Suatu Malam di Blangpadang - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Suatu Malam di Blangpadang


Berhubung tak tahu harus ngapain malam ini. Ba'da maghrib aku dan adik bungsuku, Mola memilih menuju ke Blangpadang. Blangpadang salah satu alun-alun kota Banda Aceh. Baru mendapat kabar kalo di lapangan yang bersebelahan dengan Museum Tsunami itu, digelar Aceh Expo, semacam pameran.
Dan kamipun menuju kesana.
Mola sudah wanti-wanti dari rumah ingin ke Rumah Hantu, salah satu stand di Aceh Expo. Dari obrolan teman kampusnya, tempat itu menarik. Sejak sore dia penasaran dengan tempat itu. Penasaran pun makin menjadi-jadi, karena salah satu keponakanku mengabarkan hal serupa.

Jalanan menuju Blangpadang padat merayap malam ini. Pintu masuk sesak. Parkiran sempit. Seperti biasa, setiap kali pameran di Blangpadang konsepnya pasti serupa. Hanya tagline nama kegiatannya aja berbeda. Sebuah area exibhition berbentuk tenda menjadi tujuan pertama kami. Ruangan berAC dengan stand-stand berbagai kota dan instansi. Menuju kesana kami melewati tumpukan pedagang kaki lima, dan ocehan para penjual obat.
Hanya sekejap kami disana. Berputar-putar dengan tampilan pameran yang sama saban tahun. Stand-stand yang penuh dagangan pernak pernik Kalimantan dan Jogjakarta. Ataupun stand-stand yang penuh kerawang Gayo dan pakaian adat Aceh. Bosan, kami memilih pergi.
Dipintu keluar tenda exhibition, suasana berubah riuh. Pedagang berjubel dalam tenda-tenda. Tali plastik melintang kesana kemari. Suara dentingan mangkok bakso, ataupun teriakan penjual baju bersahutan. Sayup-sayup, aku dan Mola mendengar teriakan. Semacam cekikikan. Makin keras.
"Kayaknya itu rumah hantu!" Mola menunjuk kearah seberang. 

Dari balik tenda-tenda jualan, kami bergegas kesana. Menerobos ramainya pengunjung Blangpadang. Didepan satu tenda, bertumpuk puluhan orang berdesak-desakkan. Suara cekikikan dan desahan khas film hantu ala Suzanna terdengar makin nyaring. Aku mencari. Rupanya ada sound speaker yang disangkut di ujung tenda. Suara hantunya kemana-mana. Yah, mana serem lagi.
Ditumpukan puluhan orang itu, banyak remaja-remaja tanggung. Mereka berkelompok dibeberapa sudut. Glendat-glendot maju mundur untuk masuk. Sesekali mereka merengek antar teman. Ketakutan sendiri. Padahal masih diluar tenda.

Berdesakan, aku melongok lebih dalam. Rupanya rumah hantu ini ada terasnya. Diteras tendanya beberapa petugas hilir mudik. Kayaknya settingan Rumah Hantu ini berkonsep rumah sakit. Aku menebak setelah melihat petugasnya berpakaian ala suster. Terlebih di terasnya juga ada patung-patung bermuka parah; suster penuh darah, perban melilit, mata melotot, infus darah, dan mayat berbalut kain batik yang meninggal di ranjang.
Dan yang bikin aku takjub! Baru kali ini ada rumah hantu "islami". Rumah hantu yang tiket masuknya dibandrol Rp 10.000 itu, ternyata memisahkan jalur pintu masuk cowok dengan cewek. Aku melongo!
Dipintu masuknya ada dua jalur yang ditutup kain hitam. Diatasnya ditulis; pintu cewek dan disebelahnya pintu cowok. Begitu juga dengan jalur keluarnya. Terpisah antara pintu cowok dan cewek.

Tapi aku sanksi apa didalamnya juga terpisah. Soalnya ketika rombongan cewek dan cowok terpisah ketika masuk ke dalam, tapi sewaktu keluarnya, lha kok bisa satu jalur? Cowok-cewek keluar dalam pintu yang sama (pintu cewek), sedangkan tirai pintu cowoknya malah nggak kebuka ketika kuperhatiin.
"Masuk?" tanyaku ke Mola yang berdiri disebelah.
Dia menggeleng, "pintunya dipisah, nanti Mola sendirian didalam..."
Aku perhatiin beberapa pengunjung yang masuk kedalam rumah hantu. Baru didepan pintu, eh, udah teriak duluan. Dorong-dorongan. Ketika keluar juga seperti itu. Teriak-teriak juga. Sebagian malah ada cekikikan. Penasaran seseram apa didalam.
"Masuk nggak? Nanti bilang aja kita abang-adik, biar bisa masuk satu pintu..." usulku.
Mola menggeleng, "Ah, mana dipercaya..." 
Mengingat aku yang masih muda, dan Mola masih muda, banyak yang menyangka kami pacaran (hueekk!)
Akhirnya kami hanya berdiri sambil memperhatikan rumah hantu yang biasa itu.
Dan tiba-tiba...

Tepat disebelahku, dua perempuan berdiri. Yang satu feminin dan yang satu tomboy. Yang feminim rambutnya dikucir, sedangkan si tomboy rambutnya dimohawk. Kehadiran mereka sempat jadi lirikan beberapa orang.
Nah, yang gini-gini aku paling suka perhatiin. Niatan ingin pergi dari tempat ini, malah kuurung. Aku kepingin tahu, gelagat gadis-gadis ini. Soalnya entah berapa kali aku melihat pasangan ini. Terakhir disalah satu pusat perbelanjaan sambil nenteng dua bocah.

Berdua mereka dorong-dorongan. Mesra sekali, sambil pegang-pegangan. Sepintas kudengar obrolan mereka. Rupanya, pasangan ini kepingin masuk juga ke rumah hantu. Tapi si tomboy ragu. Penampilannya dengan celana jeans longgar, kemeja lengan panjang, dan rambut mohawk, membuat dia ragu mau masuk pintu yang mana; pintu cowok atau pintu cewek.
"Nggak apa-apa Pa, masuk aja. Khan cewek..."
Deg! si feminin manggil si tomboy Papa. Makin lebar kupingku mendengar obrolan mereka.
Sesaat, si feminim mengatur rambut si "papa". Mengacak-ngacak rambutnya. Entah maksudnya untuk apa.
"Nggak usah takut, ada Mama..."
Deg! Dodoeee...

Aku tetap berdiri disebelah mereka. Kepingin tau, selanjutnya mereka ini mau ngapain. Dan berdua mereka melangkah kedepan, Menuju loket. Kuperhatikan, si feminim dan si tomboy masuk lewat pintu cewek. Beberapa petugas menatap sekilas.
"Tadi itu cewek-cewek lesbi ya, dek?" tanyaku ke Mola ketika pulang.
Mola kaget, "Hah! bukannya yang tadi itu cowok?"
"Bukan, itu cewek dua-duanya!!"
Giliran Mola melongo.
Miris. Aku coba BBM seorang teman. Ia seorang dokter di salah satu rumah sakit Banda Aceh. Kuceritakan apa yang kulihat tadi.
"Yang gituan banyak bang, di Banda Aceh. Teman pernah bikin skripsi tentang penyakit menular pada kaum homo. Mereka punya komunitas. Sampelnya sekitar 100 orang, yang berarti cuma secuil dari populasinya..."

Hadeuhhh...

Nggak salah Ibu Illiza, wakil walikota Banda Aceh, bersuara lantang tentang kaum-kaum ini beberapa bulan lalu. Ternyata perkara ini ada, dan menjelma menjadi gunung es. Secara kasat mata memang sulit melacak orang-orang seperti.
Ya Rabbi, semoga kisah kaum Nabi Luth tak berulang ditempat kami.

* * *


About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

23 komentar:

  1. judul ini postingan sarat sekali, ujungnya pasti ketebak dan 'mereka' itu mudah ketedeksi di twitter saat ini *survei kecil2an

    BalasHapus
    Balasan
    1. wwuiiihhh,, pake hastag apa aulia? mau coba.. hehehe :d :d :d

      Hapus
    2. hahaha, ini hastag agak sensitif :-d

      Hapus
  2. Balasan
    1. pakriban ta peugot hei adoe,,, ;-( ;-( ;-( ;-(

      Hapus
  3. Aslan juga pernah lihat bg di Hermes Mall.

    Ceritanya aslan nungguin oom aslan beli jas kantor. Karena bete nungguin milih-milih baju yang ga cocok-cocok, aslan milih turun ke lantai bawah. Kebetulan ada kursi memanjang, aslan pilih lah duduk di situ.

    Beberapa detik kemudian, seorang wanita tampan melintas di depan aslan. Dengan stelan cowok korea plus sepatu sket warna biru donker, ia berjalan dengan gaya yang nyaris cowok banget. Tapi walau bagaimanapun, kita juga pasti tau dia itu wanita, secara anatomi tubuh cewek pasti tetap beda sama cowok.

    Selang beberapa menit kemudian, ada seorang cewek dengan stelan modis, layaknya cewek2 usia tanggung dengan tetap memakai jilbab duduk di kursi yang sama dengan aslan. Setiap ada cowok yang melintas di depan tempat kami duduk, selalu saja mencoba melirik cewek ini. Yah, mungkin menurut mereka dia lumayan cantik. Buktinya dari semua cowok dengan berbagai umur yang lewat, pasti mencuri pandang untuk cewek ini.

    Aslan waktu itu cuma pasang wajah innocent. Dengan modal buku catatan kecil cuma bisa nulis-nulis sambil belajar deskripsi keadaaan mall. Tidak lama kemudian, cewek tampan tadi kembali sambil pasang gaya sok cool nya. Tiba-tiba ia berhenti di depan kami, dengan merentangkan tangan kirinya ke arah cewek di samping Aslan. Persis kayak film-film korea.

    Whaaaattt!!!!! :o

    Dengan manjanya cewek yang di samping Aslan menyambut tangan itu. Tangan mereka saling bergenggaman, lantas cewek itu merapatkan tubuhnya ke arah cewek tampan itu dan dengan mesra mereka pergi. Aslan hanya mematung. Kaku. Hingga di ujung jalan mereka bercanda mesra, saling cubit-cubitan dan sesekali si cewek tampan meletakkan tangannya di atas kepala si cewek sambil mengelusnya. Na'udzubillah [-(

    Aslan pun segera menuliskan peristiwa yang baru saja terlihat. Belum lama menulis, eh muncul lagi dua pasangan dari pintu masuk basement Hermes Mall. Satu cewek biasa, dan satunya lagi cewek luar biasa. Luar biasa berat badannya, luar biasa gelagatnya. Kalo ia diibaratkan cowok, maka ia seperti om om dengan perut buncit seraya tertawa-tawa. Secara ia tidak memakai jilbab dan rambutnya berwarna coklat.

    Begitulah, kehidupan Kota Banda Aceh semakin Semrawut, semakin akut. :-s

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ckckckkckcc... cewek2 ini pernah juga abg lihat di Hermes..
      kyknya komunitas org ini memg ada. Makin solid kyknya.
      pernah sekali, abg nongkrong di cafe didaerah Ulee Lheue. Beuhh, disana model yg aslan cerita bejibun!!!!

      ;(( ;(( ;((

      Hapus
  4. waktu lu jmpa mereka di pusat perbelanjaan sambil nenteng bocah, gw rasa ntu anak adopsi mereka kali yee.. luar biasa! pasangan yg sakinah mawaddah warohmah yeee di NERAKA!!:>)

    BalasHapus
  5. Ckckkckck.. ternyata banyak sekali mereka ya. Dimana-mana. Komunitasnya di cafe jambotape sama di cafe simpang lima. Dulu kawan dara ada yang ambil angel tentang itu untuk features. Hahahaa.. :D

    BalasHapus
  6. Rumah hantu islami ya... Trus hantu-hantu didalam juga islami? #pertanyaan bercanda :D

    Memang ya pelan2 masyarakat terutama yg merasa modern digiring pada pemakluman hal2 seperti ini, karena hak2 asasi. Melalui film, melalui novel juga buku2 yg berlabel inspirasi.

    Saleum

    BalasHapus
  7. Semog pemimpin negeri dan pejangga akhlak umat memperhatikan kasus2 seperti ini dgn seksama.

    BalasHapus
  8. Jadi ingat pasien di RSJ bang ferhat. ada juga yang kelainan seksual seperti itu. jika dilihat sekilas, dia mirip sekali laki-laki. rambut cepak dan badan kekarnya.terus dari cerita dia, dia dibisiki sosok berpakaian serba putih dan mengatakan kalau sebenarnya dia laki-laki. bodohnya, ada perempuan yang mau dengan dia. ah, jangan-jangan sepasang lesbong yang abang jumpai itu juga mengalami gangguan kejiwaan. anyway, kalau dalam ilmu jiwa itu juga gangguan jiwa tepatnya gangguan orientasi seksual

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lizaaaa.. akhiirnya bisa koment disini ;-(
      hehehehhe

      iya, kata si Nuril rame yg ginian di Banda Aceh. bahkan udah ada tempat ngumpul khusus. Biasanya di cafe-cafe..

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. orang orang yang seperti itu harus di basmi ... sebelum banyak yg tertular :d

    BalasHapus