#e39608 Selamat Hari Guru, Ibu! - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Selamat Hari Guru, Ibu!



Selamat Hari Guru−Ibu saya adalah guru. Ia sempat mengajar di desa sebelum akhirnya pindah ke kota. Saya masih ingat, Ibu mengendarai sepeda motor Honda Astrea berwarna merah. Dengan laju pelan, saban pagi Ibu menyambangi sekolah hingga siang hari. Mengajar murid-muridnya tentang ilmu Agama; cerita Nabi, doa sholat, hingga tentang akhlak. Sebab Ibu adalah guru agama di Sekolah Dasar, Ibu mengenal hampir semua murid-muridnya dari kelas satu hingga kelas enam.

Selepas pulang, Ibu akan larut dengan kami, sepuluh anak-anaknya. Ibu tidak istirahat. Ia akan lanjut bekerja sebagai seorang Ibu. Memasak nasi, menggoreng ikan, hingga bertanya tentang sekolah dan PR sekolah. 
Terlahir dari keluarga berpendidikan, Ibu begitu peduli terhadap pendidikan kami, anak-anaknya. Ibu tak sungkan-sungkan merogoh kocek berlebih untuk mengantar kami belajar mengaji, tahsin, les sekolah, hingga les bahasa Inggris. Padahal dengan gaji seorang guru dan kebutuhan yang banyak, kepedulian ini tentu merumitkan kantong Ibu. Tapi Ibu tak peduli, baginya, kami harus pintar dan menjadi seseorang. Kebiasaan itu terus berlanjut hingga sekarang. Ibu masih menganjurkan kami untuk raih jenjang lebih tinggi. Menyuruh kami untuk melanjutkan S2 dan berharap kami lebih fasih belajar bahasa Inggris untuk mengejar beasiswa.

Tentang pekerjaan Ibu, saya teringat ketika malam-malam larut kami berkumpul di ruang TV atau ruang keluarga. Bersama yang lainnya, kami membantu Ibu memeriksa hasil ujian anak-anak muridnya. Biasanya kebiasaan ini rutin berlangsung tiga bulan sekali, saat ujian caturwulan. Dibantu obat nyamuk bakar, saya dan beberapa saudara kandung sibuk melubangi lembar jawaban. Mencocokkan kebenaran kunci jawaban dengan lembaran tugas murid-murid Ibu. Ada kalanya kebiasaan ini melelahkan, sebab kami memeriksa jawaban murid dari kelas satu hingga kelas enam. Dengan kacamatanya, Ibu juga  memeriksa jawaban esai muridnya hingga larut malam.

Selamat Hari Guru

Sama halnya kami anak-anaknya yang disayangi penuh, Ibu melakukan hal sama terhadap murid-muridnya. Ibu kerap bercerita, bagaimana murid-muridnya menyukai cara ia mengajar. Hal yang juga berdampak saat di luar kelas. Saya teringat saat kecil dulu, saat pulang sekolah bersama Ibu dan harus menyeberangi jalan, murid-muridnya tertegun lama berharap cemas sebab kami terlalu lama untuk melintas di tengah jalan padat. Lain waktu, murid-muridnya juga menunggu di parkiran motor Astrea Ibu, hanya untuk melihat Ibu pulang. Kecintaan sama juga Ibu perlihatkan bagi murid-muridnya. Saya teringat, saat Ibu begitu sedih ketika seorang muridnya yang berasal dari keluarga broken home harus terdampar di rumah sakit jiwa. Ibu berkunjung kesana, melihat muridnya dalam sel dan memanggil-manggil nama Ibu dari dalam sana. Kata Ibu saat itu, “dia tidak gila. dia pintar…” ujarnya bersedih hati.

Tapi segala aktifitas mengajar Ibu terhenti awal tahun 2010 silam. Bersebab telah memasuki usia senja, Ibu pensiun. Ia banyak menghabiskan waktu di rumah seorang diri menunggu cucu dan anak-anaknya pulang sekolah dan kerja. Terkadang ia menghabiskan waktu di balai pengajian dengan Ibu-ibu komplek.
Walaupun Ibu sudah pensiun, tapi murid-muridnya hingga sekarang masih terus bertandang ke rumah. Bersilaturahmi, terlebih disaat lebaran. Seperti lebaran kemarin, mereka datang bergerombolan memenuhi ruang tamu. Dan pertemuan mereka selayak nostalgia. Terkadang terdengar celotehan hingga tertawa bahak mengenang masa lalu.

Jika seperti ini alangkah senangnya memiliki Ibu seorang guru. Ia akan terus dikenang, walau tidak lagi berdiri di depan kelas. Ia akan terus mengajar, walau tidak lagi memegang kapur atau duduk di meja guru. Maka benar seperti yang diutarakan Ki Hajar Dewantara, setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.

Terimakasih Ibu.
Selamat Hari Guru










About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

1 komentar: