#e39608 Nyaris Ketipu Penelepon ATM - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Nyaris Ketipu Penelepon ATM

sumber foto; http://tahtektux.blogdetik.com/

Zaman sekarang, macam-macam motif penipuan. Ada aja caranya. Semalam (23/5) saat mau tidur, handphone berdering nyaring. Tak ada nama yang tertera di layar HP, nomor tak dikenal. Bergegas saya angkat. Dari seberang, suara lelaki terdengar menyapa ramah. Cara sapanya persis kayak suara dari perusahaan penawar ini itu. Singkat cerita, dia mengabarkan kalau saya mendapatkan hadiah 10 juta ditambah Rp 1 juta pulsa gratis! Langsung deh ilfeel.
“Bapak mau nipu saya?!” hardik saya.
Si penelpon membela diri, “Bapak, tolong jaga ucapannya. Saya mengabarkan bapak mendapatkan… bla…blaa…”
“Nelpon malam-malam gini mau nipu saya?!”
“Bapak sekali mohon jaga ucapannya. Bapak mendapatkan uang Rp 10 juta bla..blaa…”
Kepala saya langsung berputar, kayaknya seru nih kalau diladenin. Saya nurunin intonasi suara, berusaha sedikit ramah. Penelpon pun mulai melunak. Keingat, kayaknya ini bagus kalau direkam. Saya langsung aktifkan aplikasi perekam. Sialnya, malah tombol lain yang ketekan. Jadinya komunikasi terputus! Hadeuh!
Nggak hilang cara, iseng saya kirim SMS, mengabarkan kalau handphone saya habis batere. Entah dia kebanyakan pulsa, atau memang saya kesannya mangsa lugu, dia balik nelpon. Disinilah permainan dimulai.
Dia memperkenalkan diri dari perusahaan Telk*ms*l. Katanya saya dapat penghargaan berupa uang tunai beserta pulsa. Mendengarnya saya berusaha bahagia sebahagia mungkin walau perut mules. Dan lanjut, ia tertatih-tatih mengabarkan kalau uangnya harus segera dikirim mala mini via ATM!
Basi!! Cara giringnya masih kayak dulu-dulu. Saya sempat ngusul, gimana kalau uangnya diambil tunai di kantor Telk*m**l besok paginya. Nggak ribet. Tapi dia keukeuh mau sekarang! Alasannya, karena transaksinya bisa dilakukan via ATM, dan ATM nyala sepanjang 24 jam.
Alhasil, saya pun berakting layaknya orang yang mau keluar rumah menuju ATM di kota yang kira-kira perjalanannya 15-20 menit. Antah berantah di meja saya goyang-goyangkan, pintu lemari saya buka tutup buka tutup dengan harapan agar kesannya saya buru-buru dan mulai bergerak dari rumah. Nggak cukup sampai disitu saja, saya sampai buka jendela kamar dan menyorong hape ke arah jalan, biar suara motor-motor yang lewat depan rumah kedengaran si penelpon. Usahanya udah kayak siswa kelas tiga mau ikut UN. Maksimal!!
Sadar agak ribet, saya milih jalan pintas. Buka YOUTUBE!!
Searching video 'suara sepeda motor" dan "ruang ATM". Naasnya, modem internet agak lambat. Loadingnya kelamaan. Saya sempat sapa untuk memastikan si penelepon masih aktif di ujung sana. Rupanya malah ketebak.
“Bapak sepertinya masih di rumah ya!”
Hadeuh!
“Lagi nunggu angkot ni Mas.” sahut saya spontan sambil nunggu internet loading.
“Bapak, jam sekarang mana ada lagi angkot…”
“Ada kok, angkot sampai jam 11 malam.” Saya mulai mengarang indah.
“Coba pinjam sepeda motor punya tetangga,” ia mulai maksa.
Saya langsung mengiyakan saja, “iya saya pinjam sekarang!” sahut saya sambil memutar video dari youtube. Dan kebetulan settingan videonya tepat sekali! Video jalan raya yang rame kendaraan dengan sahutan klakson! Lalu saya besarkan volume suara dan menempelkan handphone kea rah speaker laptop!
Haahahahaahaaa...
Usaha berhasil. Setidaknya 30 menit awal saya merekam semua pembicaraan yang kalau didengar sekarang bikin ketawa. Dari ujung sana, si penelpon agaknya mulai percaya. Setidaknya dia nggak memutuskan komunikasi, bahkan menuntun dengan bijak cara menggunakan mesin ATM. 
Sedangkan di kamar saya bejibaku angkat-angkat laptop biar suara kendaraan dan ruang ATM dari speaker laptop kedengaran sempurna.
Makin ribet lagi, sewaktu dia minta saya menyebutkan nama-nama transaksi di layar ATM, untuk meyakinkan kalau saya benar-benar di ruang ATM!
Oh Tuhan, nggak tau kali dia ya, yang diajak ngobrol ini dulunya mantan teller bank. Hahahhaa...
Saya pun menyebut dengan baik nama-nama transaksi di layar ATM; penarikan, pembayaran, transfer, informasi saldo, bla..bla...
PLAAAKK!!
Tiba-tiba komunikasi terputus! Hadeuh, padahal lagi seru-serunya. Rupanya kuota rekam suara masuk tahap darurat. Obrolan mendadak putus. Karena malam dan saya benar-benar kurang kerjaan, iseng saya coba kirim SMS lagi.
“Mas, kok putus?” tanya saya sok akrab.
Beberapa detik kemudian, handphone berdering lagi. Lha beneran ditelepon!! Hahhaaahaa...
Telepon kedua ini rekam lagi (walaupun agak telat 16 detik pertama). Ternyata yang nelpon suara berbeda, dia ngakunya Manager Keuangan. Suaranya agak ketus, dan sedikit to the point.
Sialnya, kepalsuan "ruang ATM" ini terbongkar, sewaktu dia minta saya secara lengkap membaca "apa yang tertulis di layar ATM"
lha mana kehafal....
Hasilnya jadi ngarang indah saya berantakan.
"Coba masukan ATM sekarang!" suruh si Manager Keuangan.
Saya langsung putar youtube "ruang ATM" tepat dibagian bunyi tuts 'tit tut', biar lebih meyakinkan.
"Iya sudah..." jawab saya yakin.
"Sekarang apa yang ada dilayar ATM?" tanyanya lagi.
Disini saya mulai ngak-ngok. "list transaksi!" jawab saya.
“List transaksi?" tanyanya lagi.
"Iya! ini ada pembayaran, penarikan, informasi saldo..."
Suara di seberang langsung berubah, "Bapak!! dimana-mana kalau masukin kartu ATM pilih dulu BAHASA baru transaksi!!"
Aduh, maap, lupa!
Kebongkar dah! Hahahahahahaaa....
Dan percakapan pun langsung heboh. Si Manager Keuangan langsung emosi, marah-marah. Mungkin darahnya mendidih, soalnya sudah hampir satu jam telepon, nggak ada hasil malah terkuras pulsanya. 
Saya nggak mau kalah, dia marah-marah, saya ikutan marah-marah juga. Obrolannya udah lari kemana-mana. Sampai saya ngusulin, supaya dia nyari kerja lain.
"Bapak sekarang ke warung depan aja! bantuin nyuci piring, ketimbang nipu orang kayak gini!" usul saya.
"Eh, tau nggak, saya kirim uang 10 juta ini untuk kamu!"
"lha ngapain?" tanya saya.
"Buat beli kain putih 3 meter!"
"Bapak, mau bikin saya jadi pocong!!"
Dia makin nggak mau ngalah. “Bapak itu kasihan bisa ditipu!”
“Lha yang berhasil nipu siapa?”
Obrolan makin kemana-mana. Udah kayak ketemu teman SD sewaktu reunion.
“Saya ini orang keberapa Bapak tipu?” tanya saya kepingin tau.
“Orang pertama!”
“Kasihan ya, orang pertama malah nggak berhasil.”
Dia dongkol kuadrat.
“Bapak tinggal dimana?” kejar saya kepingin tahu.
Dia jawab kenes, “di hatimuu…”
Preettt…
Mungkin kelelahan teleponnya diputus sepihak, rencana awal ngajak dia bertobat gagal total.
Iseng saya SMS lagi, "Kok putus lagi? telepon lagi kemari!"
Sampai sekarang jangankan ditelepon, SMS-nya pun nggak dibalas.
Jadi penipuan via ATM ini masih ada sampai sekarang. Butuh kehati-hatian. Mereka menyedot uang kita via ATM melalui menu ‘uang elektronik’ di mesin ATM. Kalau pun niatnya kepingin balik kerjain, juga butuh kehati-hatian. Ketika saya posting cerita ini di facebook, banyak yang berbagi pengalaman. Ternyata ada juga modus hipnotis via telepon, yang menurut pengakuan teman saya berhasil menghipnotis sampai beberapa kali dengan sistem kirim isi pulsa via ATM.
Semoga kita terus hati-hati ya! Sebaik pelindung adalah yang Diatas. Amin..



About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

2 komentar:

  1. cie cie rumah baru :D
    masih under construction ni yeee

    BalasHapus
  2. keren kisah nyatanya fe....
    ngakak saya bacanya, hahhahaha

    BalasHapus