#e39608 Ada makam dengan 12 nisan! - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Ada makam dengan 12 nisan!


Saat lebaran kemarin, aku reunian dengan teman-teman SD dan SMP. Berkeliling kesana kemari. Dan beruntung aku satu motor dengan Iqbal teman sebangku sewaktu SD dulu.

Dari dia aku belajar banyak tentang sejarah. Iqbal termasuk deretan temanku yang gila sejarah. Dia mahir menyebutkan sisilah Raja ini itu. Belum lagi menceritakan hal-hal yang belum pernah aku baca di buku sejarah.

Dulu dengan dia juga, aku berkeliling hingga ujung Krueng Raya. Melihat lebih dekat benteng Inong Balee tempat Laksamana Malahayati pernah berkuasa. Mencari batu-batu nisan di kawasan Lamreh tempat Kerajaan Lamuri pernah ada. Ataupun mengajak aku keliling benteng Iskandar Muda yang nggak pernah sama sekali aku ketahui.

Dan kemarin, ketika berkeliling reunian lebaran. Ia membelokkan arah motornya.
"Hat, kita singgah ke komplek makam kandang XII ya!"

komplek makam dari luar


Serta merta ia membelokkan arah motornya. Berlawan arus dengan teman-teman lainnya yang sudah di depan.

Di Banda Aceh setahuku terbilang mudah dan tak terlalu sulit mencari makam-makam kuno. Beberapa bahkan berada di pusat kota. Seperti di komplek Museum Aceh atau di kandang meuh area Gedung Joeang yang bersebelahan dengan Pendopo Gubernur Aceh.

Rupanya beberapa meter dari sana juga ada sebuah komplek makam yang sering kudengar tapi tak pernah sama sekali kukunjungi.
Kompleknya dipagari besi apik yang melingkar hingga beberapa meter kedepan. Dengan pijakan beberapa anak tangga aku masuk kedalamnya.

Di dalam komplek terhimpun 12 makam tempat bersemayam para Sultan dan keluarga dekatnya. Komplek makam ini kerap disebut Makam Kandang XII. Dalam bahasa Aceh, kandang berarti kuburan atau makam.

dalam komplek


Menurut tafsiranku areanya seluas 200 m2. Letaknya lumayan strtaegis di tengah kota, berkisar 500m dari Masjid Raya Baiturrahman. Menuju kesana jalan yang ditempuh bisa melalui lorong kecil di sebelah pusat perbelanjaan Barata atau melewati jalan Perwira yang membelah komplek tentara kawasan Keraton. 

Jalan Pewira ini yang aku lalui dengan Iqbal. Di jalan ini ternyata masih banyak rumah-rumah dinas tentara bergaya klasik. Rumah panggung dengan teras terbuka, seperti rumah Siti Nurbaya di TVRI dulu.

Makam Kandang XII bersebelahan dengan masjid AL Fitrah Keraton. Di dalam komplek bersemayam Sultan Aceh dan kerabat dekatnya seperti Sultan Syamsu Syah yang memerintah 1497-1514 M, Sultan Salahuddin  Ibnu Ali Mughayatsyah yang memerintah pada tahun 1530-1537 M. Sultan Ali Riayat Syah Alqahar yang memerintah pada tahun 1537-1568 M, Sultan Husain Syah Ibnu Sultan Ali Riayat Syah Alqahar yang memerintah pada tahun 1568-1575 M, juga ada makam Malikul Adil yang hidup pada masa pemerintahan Ratu Tadjul Alam.



Dan disini juga terdapat makam Sultan Ali Mughayat Syah yang letaknya di barisan nomor tiga dari arah barat. Sultan Ali Mughayat Syah merupakan salah satu Sultan Aceh yang memerintah kisaran tahun 1514-1530 M. Ia berhasil mengusir portugis di selat malaka yang hedak menyerang wilayah kekuasaan Aceh.



Sewaktu aku dan Iqbal tiba komplek ini sepi sekali. Seorang bocah malah numpang pipis di dekat pagar, padahal toilet masjid dekat sekali. Tinggal guling badan langsung sampe'. Haduh!

Emak dan Bapaknya sibuk milih-milih bunga kamboja putih yang memang tumbuh rimbun di area komplek. Entah untuk apa bunga-bunga itu. Dari mereka juga aku tahu kalau di tempat ini dijaga seorang petugas yang membersihkan lokasi ini pagi dan sore hari.
“Mungkin karena masih lebaran makanya belum masuk kerja,” ujarnya yang makin semangat mengutip bunga kamboja.

Komplek makam ini terlihat sepi tapi terawat baik. Makam tersusun berbaris menyerupai shaf. Di ujung batu nisannya terdapat tiang kecil untuk penomoran makam yang berjumlah dua belas. Atap besar membumbung menutupi areal makam hingga tanah dan batu dibawahnya terlihat kering.

Berdua Iqbal aku mengintari makam. Melihat lebih dekat pahatan ukiran dibatu nisan yang seninya luar biasa tinggi. Bayangkan aja, batu nisannya tersusun meninggi dengan pahatan dan ukiran rumit. Bahkan sebagian makam terukir ayat suci Alquran.
Gileee!!!

Sempat mikir, kalau dulu pahatan batu segini rumit bisa dikerjakan dengan baik. Tapi sekarang cari tukang pahat batu aja kok malah sulit ya? Malah mungkin ada.

Hmm...


About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

1 komentar:

  1. Salah satunya ada makam terbuat dari perunggu, dan baru ditemukan batu nisan di duga putri sultan dari salah satu makam kandang 12 di areal tambak gampong pande. Pajan2 ta jak-jak lom.... :)

    BalasHapus