#e39608 Belanja Gila di IKEA Kuala Lumpur - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Belanja Gila di IKEA Kuala Lumpur



IKEA Kuala Lumpur − IKEA termasuk salah satu dari banyak tempat yang ingin saya kunjungi setiba di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari obrolan orang rumah yang pernah berkunjung ke sana, IKEA terbilang seru. Maka, niatan ini pun semakin menjadi-jadi saat tiba di Kuala Lumpur, Malaysia. Di hari ketiga liburan di sana, saya menyempatkan diri berkunjung ke IKEA Kuala Lumpur. Selepas mandi saya langsung browsing beberapa informasi tentang IKEA. Terutama rute yang harus ditempuh menuju ke sana.

Ternyata, IKEA di Kuala lumpur ada di dua tempat. Pertama di daerah Damansara yang telah berdiri lebih awal. Dan yang kedua di daerah Cheras yang konon baru dibuka beberapa bulan lalu. Saya mulai kelimpungan, kira-kira dua tempat ini mana yang lebih dekat dengan kota. Sempat tanya ke resepsionis hotel. Si lelaki jangkung berwajah Chinese itu menganjurkan saya ke IKEA Damansara. Tapi, kata Ibu yang juga ikutan liburan, IKEA Damansara kejauhan dari hotel tempat kami menginap di Chowkit.

Beragam lukisan di IKEA Kuala Lumpur
Saya kurang yakin dengan penjelasan si resepsionis, terlebih dia ngaku belum pernah sekalipun ke IKEA Kuala Lumpur. Otomatis si lelaki jangkung itu juga nggak tahu pasti lokasi tepatnya di mana. Baik hati, si resepsionis telepon taksi langganan hotel. Dia bernego dengan sopir untuk menuju ke IKEA Damansara.
“Jika dari sini ke Damansara, sekitar RM 80!” ujarnya selepas menutup telepon.

Waduh! Mahalnya. Saya langsung menolak untuk pesan taksi. Langsung curiga, pasti ni kongkalikong. Mana ada sih, harganya hampir setara ke bandara. Ogah ambil saya coba telepon Cek Mat sopir langganan selama di Kuala Lumpur. Dari dia saya tahu, jika untuk berbelanja ke IKEA nggak harus ke kawasan Damansara.
“Cuba ke IKEA Cheras, lebih dekat,” usulnya dari ujung telepon.

Obrolan saya dan Cek Mat berhenti ketika saya semakin yakin jika ke Cheras jauh lebih hemat dan dekat. Langsung saya menuju jalan raya depan hotel dan memberhentikan taksi. Dan harganya jauh lebih murah, cuma RM 15! 
Weeyy...

Ruang pamer kamar tidur anak di IKEA Kuala Lumpur

Dari hasil obok-obok di internet, IKEA merupakan perusahaan ritel perabotan rumah tangga dari Swedia. Makanya nggak heran, pusat belanja ini lebih didominasi warna biru dan kuning sesuai warna bendera Swedia. Perusahaan ini berkembang pesat dan telah tersebar di 46 negara termasuk di Indonesia. Kalau di Indonesia, IKEA ada di kawasan Alam Sutera, Tangerang. Kalau di Banda Aceh mungkin IKEA serupa (tapi nggak sama ya) kayak Informa, Total Living, atau paling banter Zahra Bangunan. Bisalah...



Menurut sejarahnya nih, nama IKEA adalah singkatan dari nama pendirinya yaitu Ingvar Kamprad yang lahir di Elmtary, desa Agunnaryd. Nah, awalan huruf dari nama dan kampung si Ingvar ini disingkat menjadi IKEA. Yaellah simple amat...
Doi mendirikan IKEA pada tahun 1943 saat berusia 17 tahun. Awalnya dia cuma jualan barang-barang sederhana seperti pulpen, dompet, hingga bingkai foto. Ternyata sambutannya di luar dugaan. Ingvar pun semakin eksis dan di tahun 1955, dia merilis IKEA dan mendesain sendiri barang-barangnya.

Contoh ruang tamu di IKEA Kuala Lumpur
Kembali lagi ke cerita IKEA Kuala Lumpur, ternyata perjalanan dari Chowkit ke Cheras tidak terlalu jauh. Berkisar 15-20 menit. Dari kejauhan bangunan biru serupa kubus berdiri megah. Kata pak sopir, IKEA di Cheras ini baru dibangun beberapa bulan lalu. Jadi beberapa sudut bangunannya masih dalam proses persiapan. Konon katanya, IKEA Cheras akan bersatu dengan mall besar yang menjulang tinggi di sampingnya. Bahkan, Mas Rapit Transit (MRT) juga sedang digarap dan stasiun pemberhentiannya tepat di depan IKEA. Jadi bisa dibayangin, beberapa bulan ke depan berbelanja ke IKEA semakin mudah.

Awalnya saya sempat salah masuk pintu. Kayaknya si sopir salah nurunin, deh. Dengan sigap security IKEA menunjuk pintu utama dengan menaiki ekskalator. Seorang petugas sibuk nyerahin paper bag yang berfungsi sebagai keranjang belanja. Paper bag ini bisa digantungin di troli yang tersedia di lantai tas. Tepat di samping ekskalator juga tersedia pensil dan kertas yang berisi list barang. Ini memudahkan saat berbelanja untuk check list sekaligus sebagai peta untuk menemukan barang yang ingin dibeli.

Market hall IKEA Kuala Lumpur
Market hall IKEA Kuala Lumpur terbilang luas sekali. Bentuknya pun sangat fungsional dan futuristik. Jadi saat belanja pikiran benar-benar plong nggak sumpek. Pencahayaannya juga keren. Jadi benaran lega saat keliling dan berbelanja. Makanya nggak salah, sangking leganya ini toko, tanpa sadar kita dibikin kalap untuk berbelanja. Terlebih barangnya lucu dan unik-unik. Jarang-jarang ketemu di tempat lain.

Di market hall terbagi beberapa segmen barang seperti perlengkapan kamar bayi, kantor, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur, hingga taman rumah. Nah, di sini serunya, masing-masing segmen menyediakan beragam perlengkapan mulai dari pretilan terkecil sampai terbesar. Mulai yang gampang dibawa pulang, sampai yang sulit diangkut ke kasir. Produknya keren-keren. Makin keren sebab masing-masing segmen punya ruang pamernya. Jadi, kita punya bayangan nih, barang-barang yang udah dibeli mau diapain sampai di rumah. Terkadang lagi jalan, eh ketemu ruang pamer kamar tidur lengkap dengan karpet, jendela, lemari, kasur, pretilan ini itu. Serunya ruang pamer ini bisa dijadiin lokasi selfie dan foto-foto. Langsung deh, saya jadi norak untuk foto-foto.

Bunga-bungaaaaa....
Kalau masalah harga IKEA Kuala Lumpur lumayan murah. Ada banyak barang berkualitas (terutama perlengkapan rumah tangga) dibandrol murah. Misalnya nih, satu set gelas plastik beragam warna dibandrol cuma RM 3.9 (Rp 12 ribu) padahal produknya bagus. Di segmen lain saya ketemu jam dinding minimalis cuma RM 5 (Rp. 15 ribu). Ada juga lampu gantung ala-ala cafe yang dibandrol RM 10 (RP. 30 ribu). Padahal kalau di Banda Aceh bisa sampai ratusan. Andaikan cara bawa pulang ke Banda Aceh mudah dan nggak harus bayar bagasi, pasti banyak barang yang saya borong. Soalnya bagus dan lumayan terjangkau.

Sangking luas dan serunya, tanpa sadar saya keliling IKEA Kuala Lumpur nyaris empat jam. Pantesan ni betis udah cenat cenut. Kayaknya harus segera pulang deh, sebab semakin lama di sini semakin terkuras isi tabungan. Yang lagi hunting barang untuk rumah baru, saya recomended untuk berbelanja di sini #DutaIKEA dadadahh....

Ruang tidur di IKEA Kuala Lumpur




About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

3 komentar:

  1. hahahah...
    setuju!!!
    Bahaya sekali nih!
    Tapi murah yah "lampu gantung ala-ala cafe yang dibandrol RM 10 (RP. 30 ribu)."
    Nice Info!

    BalasHapus