#e39608 Melihat Banda Aceh Masa Depan - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Melihat Banda Aceh Masa Depan


Secara kasat mata, Banda Aceh saat ini lumayan bergerak. Tumbuh dan semakin berkembang. Ini jauh berbeda jika dibandingkan awal tahun 2000-an. Saat itu, kota ini terasa kampungan. Udik. Tidak bergairah dan nyaris seperti kota ala kadar. Tetapi, perubahan seakan bergerak cepat. Banda Aceh yang dulunya biasanya saja kini berbenah berusaha menjadi luar biasa.
Gambaran ini saya dapat saat keliling di Piasan Seni dan Pameran Pembangunan akhir September lalu. Sebenarnya sudah lama untuk menulis dan posting di blog ini. Tetapi, bawaan malas dan sok sibuk akhirnya terus-terusan tertunda untuk menulis. Jadi, postingan kali ini sebenarnya hasil jalan-jalan beberapa bulan lalu. Lama yee...
Saya ingat, dari sekian zona pameran pembangunan yang berlangsung di Taman Bustanussalatin (Taman Sari), zona Banda Aceh Masa Depan yang paling ramai pengunjung dan menarik siapa saja untuk datang. Letaknya pun terbilang strategis. Di tengah bangunan Taman Sari yang dikeliling tenda-tenda pameran. Sekedar info, di pameran ini terbagi lima zona; zona green and resilient city (Kota Hijau dan Tangguh), zona syariah, tourism and smart economi (syariah, Pariwisata, Ekonomi Cerdas), zona smart goverment (pelayanan publik), dan zona Banda Aceh masa depan. Zona-zona lain saya kurang tertarik. Selain biasa aja, display-nya pun nggak bikin aduhai.
Bagian dari BMEC Banda Aceh
Di zona Banda Aceh Masa Depan saya bisa tahu, mau jadi apa kota ini beberapa tahun ke depan. Yang paling kentara sekarang adalah pembangunan fly over Simpang Surabaya, pelebaran Masjid Raya Baiturrahman yang nantinya menyerupai Masjid Nabawi dengan payung-payung besarnya, underpass Beurawe, pelebaran jembatan Lamnyong dengan terowongan di bawahnya, hingga revitalisasi tugu Simpang Lima. Ini proyek-proyek besar yang lagi digarap di Banda Aceh. Yang bikin heran, proyek-proyek ini dibangunnya sekaligus. Kemana-mana jadi repot sekarang.


Selain proyek-proyek di atas ternyata juga ada proyek-proyek lain yang rencananya bakal dibangun di Banda Aceh. Proyek-proyek itu umumnya berdana besar dan bikin Banda Aceh terasa semakin maju. Salah satunya adalah gedung Banda Aceh Madani Education Center (BMEC) yang diharapkan jadi pusat budaya, pendidikan, kesehatan, rumah sakit, museum, dan arena expo terbesar. Saat ini, gedung BMEC sedang dibangun di depan Kantor Gubernur. Sekilas bangunannya terlihat besar. Berkubah dan menyerupai masjid. Konon katanya mampu menampung 4.000 massa, bahkan mengalahkan luas gedung AAC Dayan Dawood. Arsitekturnya keren. Bergaya mediterania ala-ala Timur Tengah dengan danau kecil di sekelilingnya. Kehadiran gedung ini untuk menutupi kekurangan hall pertemuan di Banda Aceh. Seperti diketahui, Banda Aceh semakin hari semakin ramai pertemuan, event, konser, seminar, pameran, expo yang bukan hanya bertaraf nasional, tetapi juga bertaraf internasional. Direncanakan juga, bangunan ini menjadi icon baru Banda Aceh setelah Masjid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami.
BMEC dengan danau-danau kecil
Selain pembangunan gedung, Banda Aceh juga akan membangun tugu-tugu persimpangan yang bisa mempercantik kota. Yang sedang dibangun tugu Simpang Lima yang bentuknya serupa bilahan tiang melengkung. Masing-masing bilahan ada nukilan 99 Asmaul Husna. Jadi, selain mempercantik kota juga memperteguhkan Banda Aceh sebagai Kota Madani.




Ternyata pembangunan tugu bukan hanya di Simpang Lima. Saya juga melihat beberapa titik di Banda Aceh juga akan didirikan tugu. Yang akan digarap adalah Tugu Tauhid yang berada di pertigaan Ulee Lheue, tepatnya di depan Masjid Baiturrahim. Dari hasil display-nya saya lihat bentuknya lumayan rumit. Konon kerumitan bentuk ini melambangkan kuatnya pengaruh agama Islam di kehidupan warga kota. Mudah-mudahan tugunya awet kuat. Sebab, seingat saya di tempat ini pernah dibangun tugu berbentuk dadu. Tapi, entah kenapa tugunya belum siap, eh udah rusak duluan.
Tugu Tauhid
Selain di Ulee Lheue, Simpang Tujuh Ulee Kareng juga akan dibangun tugu. Bentuknya lucu. Ada pilar-pilar dengan cangkir kopi di atasnya. Tapi itu kayaknya agak lama terwujudnya. Biaya yang mahal menjadi alasan. Sebab ada banyak rumah dan pertokoan yang harus digusur. Padahal kalau ditelisik dari sekian persimpangan di Banda Aceh, kawasan Simpang Tujuh Ulee Kareng ini sebenarnya harus diprioritaskan. Soalnya kawasan ini macet parah, amburadul, dan berantakan sekali.
Gedung BMEC Banda Aceh
Kawasan wisata juga menjadi prioritas. Misalnya, nanti di atas Krueng Aceh akan dibangun jembatan wisata. Jembatan ini menghubungkan Peunayong dan Keudah untuk menghadirkan ruang publik terpadu antara kawasan perdagangan dan jasa. Di atas jembatan ini akan berdiri kedai-kedai kopi. Jadi, sambil menyeruput kopi bisa melihat ketenangan air di Krueng Aceh. Bahkan, nantinya terminal Keudah akan berubah menjadi pusat bisnis berlantai delapan. Aduh, saya lupa namanya apaan.
Sebagai tempat wisata, Ulee Lheue juga menjadi prioritas. Di salah satu display saya melihat di pantai Ulee Lheue akan dibangun taman berbentuk epicentrum dengan tugu rencong di tengahnya. Tugu ini menjulang tinggi sebagai tanda point of zero tsunami Banda Aceh. Jadi kehadiran taman ini seakan menegaskan jika Ulee Lheue adalah pintu pertama meledaknya air laut sebelum menghantam daratan Banda Aceh.
Wisata Krueng Aceh
Nah, dari sekian banyak proyek masa depan, ada satu yang bikin saya tertegun dan memikir. Ini beneran bakal dibangun? Yup, konon katanya Banda Aceh akan dibangun monorel dalam kota. Akan ada 13 stasiun yang tersebar di beberapa titik pinggiran Banda Aceh seperti Ulee Lheue, Lambaro Skep, Baet, Krueng Kale, Kayee Lee, hingga berakhir di Beurawe. Monorel ini untuk mengatasi kemacetan dalam kota. Panjang lintasannya sekitar 52 Km.
Tugu Simpang Lima
Masih banyak proyek-proyek besar yang akan berdiri (rencana?) di Banda Aceh. Seperti revitalisasi ruko tua di Peunayong, pendirian parkir bertingkat di Jalan Kartini, Museum Digital di Taman Sari, rusunawa di Peulanggahan, Centre Point Banda Aceh, hingga Museum Purbakala di Kampung Pande. Memang tidak semua proyek sedang dibangun saat ini. Wujudnya masih blue print. Mudah-mudahan wujudnya akan ada, bukan sekedar disusun di atas kertas.**



About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

5 komentar:

  1. wah suka sekali baca postingan ini, karena saya sangat suka mengikuti perkembangan bangunan di Banda Aceh. semoga semua proyek masa depan di atas dapat di bangun :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin..
      kalau udah masuk perencanaan pemerintah 50% pasti bakal digarap

      Hapus
  2. Jadi di aceh sudah ada flyover yaaa ??? hahaha. jangan di buat pacaran yaa kalo malam :-(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru dibangun Mas Cum, kayaknya akhir tahun selesainya..

      Hapus
  3. Luar biasa nih. Ga kalah sama Bandung yah Aceh haha. Semoga pembangunannya lancar selalu.

    BalasHapus