#e39608 Selamat Idul Fitri, temans... - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Selamat Idul Fitri, temans...


Ini Masjid Oman, masjid yang dibangun Kerajaan Oman pasca tsunami di Banda Aceh.
Melihat masjid ini selalu kagum dan luar biasa. Hanya segelintir masjid yang mampu dimanage dengan baik, dan Masjid Oman sedikit dari yang baik itu.

Setelah menghidupkan aura Ramadhan yang begitu kuat sepanjang bulan lalu. Masjid ini menutupnya dengan shalat Ied yang luar biasa tadi pagi.
Pagi ini, shalat Ied diimani Syeikh Yahya dari Riyadh. Penceramahnya dari Lhokseumawe. Biasanya, saya cenderung tidak terlalu tertarik ceramah di Masjid Oman. Terlalu textbook. Penceramahnya kerap membaca khutbahnya yang jatuhnya seperti mendengar kuliah umum. Begitu juga tadi pagi.
Tapi rupanya ada yang berbeda. Isi ceramahnya bagus sekali. Menyinggung banyak hal, termasuk bagaimana kita terkadang 'menyepelekan' makna mengejar surga. Kita sibuk mengejar surga seorang diri, lupa untuk merangkul mengajak orang-orang disekitar; bapak, ibu, adek, abang, kakak, anak, dsb.
Dan dibagian ini khatib menangis, jamaah larut. Ya, kita terkadang terlalu egois. Bukankah surga tempat menyatu semua kita kelak? Apa jadinya jika Ibu di surga anak di neraka. Apa jadinya jika kita menikmati surga, sedangkan kedua orangtua kita tersiksa di neraka. Bukankah dulu di dunia kita selalu bersama? 
Ibu saya selepas pulang shalat, di rumah, berujar "sedih ceramah tadi. Anak Mamak sepuluh orang, nggak terbayang kalau kita tercerai-berai di akhirat nanti"
Penceramah tadi juga menyinggung tentang sifat dengki. Ternyata sifat dengki itu paling berbahaya jika dimiliki oleh Ulama. Sebab apa? Dengkinya ulama itu merusak agama, merusak ukhuwah, merusak jamaah. Beda dengan dengki orang-orang biasa yang hanya berdampak secara personal. Dengki seorang Ulama itu berbahaya. Ia bisa mempengaruhi banyak orang. Maka itu, untuk menjadi Ulama atau disebut sebagai "ulama" juga bukan serampangan. Bukan hanya bermodal jubah, surban, atau jenggot panjang. Harus ada kedewasaan diri. Kedewasaan bersikap dan tentu saja kedewasaan dalam berilmu. Tugas berat, tapi selalu yakin, akan selalu ada orang-orang seperti itu yang digelar Ulama.

Dan shalat tadi ditutup dengan doa panjang berbahasa Indonesia. Saya lebih senang mendengar doa dalam bahasa Indonesia, mungkin karena maknanya lebih dimengerti. Doa untuk dikumpulkan di surga, doa untuk memohon ampunan, doa untuk kaum muslimin di seluruh dunia terutama di Palestina dan Suriah. Dan bisa ditebak, jamaah ramai memerah mata.
Masjid Oman seakan tahu bagaimana memanjakan dan mengerti para jamaahnya. Dari masjid ini kita belajar banyak, sebuah ibadah juga perlu dikelola agar jamaah betah hingga melahirkan pribadi lebih baik.

Selamat Idul Fitri temans.
Mohon maaf lahir dan batin..


Banda Aceh, 17 Juli 2015

About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

0 komentar:

Posting Komentar