#e39608 Es Cream yang Menggoda di Saat Ramadhan - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Es Cream yang Menggoda di Saat Ramadhan



Berhubung siang itu saya tak tahu harus kemana. Akhirnya dengan seorang teman kami sepakat untuk jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Kesepakatan ini udah kami amini beberapa hari lalu. Niatnya jalan-jalan sambil nyari sesuatu yang mungkin perlu dicari.
Selepas zuhur kami berangkat. Ternyata, aura lebarannya sudah kerasa sebelum pintu masuk gedung. Parkiran penuh sampai meluber ke jalanan. Orang-orang berjubelan nggak terkira-kira. Makin ke dalam gedung, makin dahsyat. Desak-desakannya udah kayak rombongan haji. Hilir mudik kesana-kemari keluar masuk toko. Berada disana, serasa lebaran besok lusa.
Sebagian pengunjung selonjoran di tangga dan di sudut-sudut rak baju. Bisingnya minta ampun. Cuaca di luar memang panas menggelora. Jadi sebagian malas angkat kaki dari sini. Di tambah puasa, bikin benar-benar dahaga dan terasa capeknya.
Saya dan teman berputar kesana-kemari. Sesekali melongok ke rak baju. Mana tahu ada yang cocok. Melihat kasir berjubelan orang yang mau bayar, kita geleng-geleng kepala. Ampun Tuhan, kenapa bisa segini rame. Belanja pun jadi ilfeel.
Merasa bosan kami akhirnya pulang. Sambil menuju parkiran kami bercerita panjang ini itu. Mulai dari harga cabe keriting sampai inflasi negara dan jumlah pengangguran di India. Makin menuju ke parkiran, cuaca mulai terasa panas. Mungkin karena makin rame ditambah AC semakin dikit. Duhh duhh..
Capek membahas topik yang begitu berat, kami akhirnya memilih berhalusinasi.
“Kayaknya seru nih, jam ginian minum cendol.” candaku.
 “Hahhahaa…” si teman terbahak. “Enaknya makan sop buah, Bang!” jawabnya sambil nyebut tempat sop buah yang sering kami tongkrongin.
Langsung deh, buah-buahan segar dengan siraman sirum marjan ditambah es batu menari-nari di kepala. Membayangi aja berasa kayak di dalam kulkas.
Mendekati parkiran suansana juga padat merayap kayak jalur mudik. Kendaraan sesak, orang-orang rame keluar masuk ke pusat perbelanjaan ini. Karena kesulitan, saya memilih beridri di pos karcis dekat tanjakan pintu keluar. Si teman lagi bejibaku mengeluarkan motornya dihimpitan kendaraan lain.
Nah, di depan saya ada keluarga kecil yang lagi bejibaku mengeluarkan motornya juga. Jaraknya cuma beberapa langkah. Si anak masih kecil tapi suaranya berisik. Teriak-teriak nggak karuan. Sesekali merengek. Kepingin pelototin, tapi takut digebuk sama Bapaknya.
Dia makin teriak histeris, mungkin gara-gara kepanasan atau mulai ngantuk. Sesekali menghentak-hentak kaki. Saya yang berada di dekat mereka jadi melongo, penasaran.  Ih ni bocah heboh banget! kenapa lagi!
Ternyata eh ternyata, si anak merengek-rengek minta es cream!
Dia nunjuk-nunjuk tangan si Bapaknya minta es cream. Saya yang udah berhalusinasi jadi terpaku lihat es cream walls rasa coklat yang lagi diubek-ubek si Bapak. Yah, momentnyya tepat sekali, disitu lagi berhalusinasi disitu malah ada contoh jadi. Glek!
Si anak makin merengek-rengek. Si Bapak berulang kali bilang, “bentar, bentar…” sambil memutar sendok kecil di dalam cup es cream. Dalam bayangan saya, si akan akan langsung diam sewaktu disuapin es cream.
Hingga lalu…
Hap!!!
Si anak diam, saya melongo.
Lha, kok mulut si anak tetap mingkem, nggak ngunyah. Saya edarin mata ke sebelah. Mana tahu es creamnya jatuh di jok motor atau menguap gara-gara terlalu panas.
Oh Tuhan! Es creamnya malah diembat si Bapak!!
Hahahhahahahaha……
Sekarang malah mulut si Bapak komat-kamit.
Saya jadi melongo. Heran. Dunia terasa ganjil. Ini Bapak sehat??
Merasa diperhatiin, si Bapak balik menoleh.
Oooo…. Ketahuan tak puasee…
Berdua kami saling bertatapan. Agak lama, kayak di film-film Korea. Cuma bedanya, aktornya blepotan es cream, nyangkut di kumis lagi. Hadeuuhh…
Tersadar diperhatiin, si Bapak balik arah. Mungkin malu dan salah tingkah. Lekas membelakangi saya, dan menghadap istrinya. Berdua mereka berbicara. Si istri yang awalnya biasa aja, wajahnya berubah seketika. Giliran dia kebingungan. Mungkin heran, ni suamiku kenapa tiba-tiba mulutnya jadi basah.
Hahahahhaa….
Sekarang, malah giliran istrinya yang natap saya.
Tersadar kelamaan berdiri disitu, saya angkat kaki. Baru sadar, ngapain perhatiin keluarga kecil itu segini detail.
Entahlah apa yang terjadi sebenarnya. Mungkin si Bapak terlalu lelah dan ngerassa adzan maghrib begitu dekat. Atau dia seorang musafir yang berkelana keliling dunia dan mampir bentar beli baju di tempat ini.
Atau bisa jadi, dia memang tidak sedang dan ikut berpuasa.
Hmmm… banyak dugaan untuk kasus ini. Tapi yang pasti, keluarga kecil ini begitu bahagia. Setidaknya, di motornya banyak tentengan belanja. Lupa intip sih, kira-kira di kreseknya ada es cream lagi nggak ya..

***


About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

2 komentar:

  1. Ih, segitunya ya si bapak, hehe. Jangan-jangan sudah diatur skenarionya :-D *kok malah suudzon

    BalasHapus
  2. Hahaha... banyak dugaan memang.. tapi yang pasti es krim saat puasa dengan udara yang panas memang menggoda. ^^

    BalasHapus