#e39608 Begini toh, suasana lantai teratas Museum Tsunami Aceh - Ferhat Muchtar - Catatan Seru!

Begini toh, suasana lantai teratas Museum Tsunami Aceh



Aku termasuk cepat sekali penasaran dengan hal-hal menurutku menarik. Salah satu di tempat ini. Entah kenapa setiap kali lewat atau berkunjung ke Museum Tsunami Aceh, hal yang paling membuatku penasaran kira-kira di lantai teratas itu ada apa yak?

Memang sih, menurut brosur atau maket gedung ini lantai teratasnya digunakan sebagai escape building. Tempat penyelamatan jika tsunami kembali terulang. Makin penasaran, soalnya tangga menuju keatas keseringan dilintang dengan tali yang berarti kawasan ini sedikit eksklusif. Nggak bisa dijamah pengunjung selayak ruangan lain.

Makin penasaran lagi, ketika seseorang teman pernah upload foto disana. Makin sakau sewaktu lihat video Jebrow dan Naya "Jalan-Jalan Men". 

Maka, keberuntungan akan selalu memihak bagi orang-orang bermimpi sampai sakau #asyeekk

Hingga suatu ketika, aku mendapat tawaran untuk menghandle tulisan wisata di website tourism Banda Aceh. Dan museum tsunami Aceh termasuk tepat yang harus diceritakan. Pergilah aku kesana suatu pagi.
Bersyukur, beberapa teman lama bekerja disana sebagai pemandu. Mereka ngajak berputar-putar sambil menceritakan sudut-sudut ruang yang ternyata punya filosofi sendiri.

Niatan keatas pun terceletuk!
Setelah lobi sana-sini, menjelang siang akhirnya bisa juga aku menuju ke lantai teratas museum tsunami Aceh. Menapaki tangga dari lantai tiga, aku harus mengendap-ngendap menuju kesana.
“takut jika nanti pengunjung yang lain ikut juga,” alasan Rio, seorang pemandu siang itu.



Diujung tangga yang aku lalui sebuah pintu besi tertutup rapat. Ketika dibuka, blessstttt...hawa panas langsung kerasa. Panasnya terik, kayak nongkrong disamping kebakaran gedung.
Aku celingak celinguk, rupanya diatas ini hanya balkon selayak teras. Nggak ada bangunan tempat berteduh sambil leyeh-leyeh. 
pantesan panas...

Panas gini nggak berlaku bagi tukang-tukang. Rupanya ketika aku berjalan, di pojok sana ada beberapa tukang yang laki bekerja. Mereka bekerja kokoh menantang badai panas. 
Kata Rio, sekarang ada pengerjaan waterproof agar lantai nggak mudah bocor.  Di sudut balkon juga ada beberapa perangkat instalansi listrik dan AC.

Dari atas gedung rancangan Ridwan Kamil ini, aku dengan mudah melihat suasana kota Banda Aceh. Selain bisa melihat Pulau Weh di barat kota, juga tampak jelas stadion Harapan Bangsa Lhongraya. Blangpadang lebih-lebih, lha memang didepannya.

Untuk sementara lantai teratas ini nggak terbuka untuk umum. Pengamanannya masih kurang, nggak ada teralis di tepi-tepi dinding. Bahaya juga kalo tiba-tiba ada pengunjung galau putus cinta, malah tempat ini jadi arena bunuh diri. Terlebih juga masih banyak yang harus dibenah.

Tapi lantai ini tetap digunakan dan disiapkan antisipasi keadaan darurat, semisal tsunami atau banjir besar.
Rio juga bilang, ketika terjadi gempa besar beberapa bulan lalu lantai teratas ini digunakan jadi tempat evakuasi, “Ramai warga sekitar yang lari kemari bang..”

Selain didesain menjadi museum, gedung ini juga disiapkan sebagai tempat penyelamatan (escape building). Ada beberapa jalur evakuasi yang telah disiapkan. 
Jalur pertama, melalui tangga keluar yang berhadapan dengan kolam ikan. Jalur ini bisa langsung dipake warga kalo gempa kuat mengguncang dan khawatir tsunami datang.

Jalur berbeda bisa juga ditempuh lewat tangga di dekat meja resepsionis pintu masuk. Yang ada gambar peta Aceh dari kuningan itu. Tangga ini pada hari biasanya cuma dilalui petugas museum, tertutup bagi pengunjung. Dari tangga ini warga bisa langsung lari lurus menaiki tangga dan tiba di lantai teratas.

Nah, jika terjebak di ruang memorial hall (ruangan pamer foto di monitor) jangan langsung takut dan menangis meraung-raung. Ternyata disana juga ada jalur evakuasi melalui tangga kecil yang bersebelahan dengan cermin. Karena gelap tangga ini kurang terlihat. Tapi kalo dicari pasti ketemu.



Jadi besok-besok, kalo ke Museum Tsunami Aceh coba deh perhatikan jalur evakuasinya.  Biar nanti kalo ada hal-hal terburuk tau larinya lewat mana.

# # #


Tulisan ini juga dimuat di http://www.atjehpost.com

About Ferhat Muchtar

Ferhat Muchtar
Author/Tourism Writer. Dreamers. Ex Banker. Teller Sampai Teler.
Suka makan kuaci. Tukang koleksi buku.
email: ferhattferhat@gmail.com
Tulisan yang mungkin kamu suka × +

4 komentar:

  1. Seingat saya lantai teratas museum tsunami kalau dari visualisasi desain Kang emil akan ditutupi oleh rumput atau semacam roof garden, jadi efek panasnya bisa dukurangi. Namun mugkin perawatan untuk roof garden memang agak mahal sepertinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, bisa jadi. Soalnya untuk perawatan gedung ini lumayan mahal. Ini pengakuan pemandu wisatanya..
      terimaksih sudh bersedia mmpir..

      Hapus
  2. Ah, belum pernah!!! ;-(

    BalasHapus
  3. Wajib dateng nih ke museum tsunami aceh
    semoga tempat wisata indonesia makin ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri

    BalasHapus